Jungkook tak melepaskan genggaman tangannya pada tangan Jimin yang tak dihiasi selang infus. Membelai pelan punggung tangan Jimin penuh kasih, tak sedetikpun melepaskan pandangannya pada tubuh lemah Jimin yang kini sedang tertidur. Tangan kanannya kini diperban karena terluka akibat tinjuan bertubi-tubi pada Kim Taehyung yang telah melayangkan tangannya yang ringan pada kekasihnya. Jungkook masih tak terima meski lelaki itu kini tak sadarkan diri karenanya. Jungkook tak merasa bersalah sedikitpun. Ia membuktikan omongannya sendiri kala memberi peringatan pada Taehyung tempo hari- yang ternyata tak diindahkan oleh lelaki itu.
Pikirannya berkecamuk, tengah memilih kalimat yang harus ia ucapkan pada Jimin ketika nanti lelaki itu bangun dari tidurnya. Ia lalu bergerak meraih kompres hangat yang disiapkan oleh asistennya, lalu mengompres pelan wajah Jimin yang memar. Hatinya sakit kala melihat wajah cantik itu kini berisi luka yang mungkin sulit untuk Jimin lupakan seumur hidupnya. Rasa sesal kini bergelora dalam jiwanya, terus menyalahkan dirinya yang tak datang lebih cepat.
Di saat ia tengah sibuk mengutuk dirinya sendiri, Jimin bergerak pelan, membuka kedua matanya perlahan dan langsung disuguhkan dengan pemandangan wajah Jungkook yang tengah menunduk lesu. Ia lalu meringis pelan, merasakan rasa sakit pada sebelah wajahnya. Jimin mengingat seluruh runtutan kejadian tadi yang membuat dirinya terbaring di rumah sakit saat ini.
“K-kook…” panggil Jimin dengan suaranya yang lirih.
Jeon Jungkook lantas mendongak, menatap Jimin penuh rasa khawatir, “Hei, you’re up…”
“Iya…” Jimin lalu melirik tangan Jungkook yang berada di sisi tubuhnya, “K-kamu jadi banyak l-luka gitu…”
“Someone needs to be placed in his original place, Ji. Masih hidup sih, luckily.” Jungkook mengangkat kedua bahunya sembari tersenyum ke arah Jimin, “Don’t worry too much, ya? Aku di sini.”
“Harusnya ga sampe kaya gitu, sayang…” Jimin menggenggam tangan Jungkook dengan sisa tenaganya, “It’s just a slap on my face…”
“Just a slap on your face,” ucap Jungkook sambil menekankan kalimatnya, “First, it’s your face. Second, it’s not a ‘just’, Ji. It’s a physical attack.”
Jungkook lalu membelai kepalanya pelan, “Dia berani datang ke rumah kamu aja udah ngga akan aku maafin, apalagi sampe ngelukain kamu kaya gini…”
Jimin lalu mengulas senyum, manis sekali- meski wajahnya sedang tak dalam kondisi baik-baik saja, “Thank you, for defending me…”
Lelaki tampan itu membalas senyumnya, mengusap pelan tangan Jimin yang masih digenggamnya lalu mengangguk pelan. Jungkook lalu berdiri, lalu menunduk mendekatkan wajahnya dengan wajah Jimin dan meniup pelan kulit pipi Jimin yang memerah karena memar, “Please, heal real soon…” lalu menempelkan bibirnya pelan di atas luka memar Jimin.
“Maafin aku ya…” ucap Jimin dengan air mata yang tanpa ia sadari turun dari sudut matanya, “Aku yang duluan provoked dia. Aku ga tau kalo dia ada di sana, di depan rumahku- nungguin buat ngomong baik-baik buat aku ga bertindak terlalu jauh karena dia udah tau siapa kamu dan siapa aku. Tapi aku yang ga sabaran, aku kebawa emosi karena dia mulai jatohin harga diri aku dengan bawa-bawa hubungan kita yang dimulainya dengan cara ga bener…”
Jungkook merasakan genggaman tangan Jimin mengerat pada tangannya. Ia lalu mengusap pelan air mata Jimin dengan ibu jarinya, dengan tangan kirinya yang tak melepas genggaman tangan Jimin, “Aku kebawa emosi sampe ngebawa-bawa semua kesalahan yang dia lakuin selama sama aku, termasuk dengan para selingkuhan dia sampe hari ini. Aku ga bisa nahan emosiku ketika nama kamu dijelekin sama dia- as if he’s a saint, padahal he did worse than us. Dan dia ga terima sama semua omongan aku, maybe that’s why he slapped me…”
“Aku cuma bingung kenapa orang bisa mukul orang yang pernah disayangin, itu aja…” jawab Jungkook sinis. Rahangnya mengeras, kembali terbawa emosi yang masih tersisa dari dalam dirinya, “I just don’t get it, semarah-marahnya, kok bisa sampe main tangan ke orang yang notabene adalah mantan pacarnya- kok bisa?”
“Mungkin dia emang ga pernah sayang sama aku…” gumam Jimin pelan sambil tersenyum tipis, “Who knows?”
“Bisa jadi…”
Jimin lalu tersenyum tipis, “Tapi ga apa-apa sih, I’m lucky enough to have you now…”
Dua lelaki itu kini saling bertukar tatapan hangat, saling menyuarakan syukur dari dalam hati masing-masing atas presensi mereka yang saling melengkapi meski hubungan keduanya bukan dimulai dari hal baik. Jimin tak tahu jika hari ini terjadi di saat tak ada Jungkook di sisinya, mungkin semuanya akan menjadi lebih buruk dari yang ia duga.
Taehyung tak pernah berkata kasar, apalagi sampai menyerang fisik selama berhubungan dengannya. Jimin berkali-kali dibuat terkejut dengan sifat asli lelaki yang selama satu tahun dipacarinya belakangan ini. Meski ia tahu ternyata Taehyung tak sebaik yang ia harapkan. Taehyung menjadi pihak pertama yang menghianati perasaannya. Ia mengetahui hubungannya mulai terganggu pihak ketiga pada bulan kedua sejak mereka menjalin hubungan.
Jimin tak sengaja memergoki Taehyung bermesraan dengan Wonwoo di charity night yang digelar oleh kantor tempat Taehyung bekerja, LVMH- namun ia tak berani mengkonfrontasi kekasihnya pada waktu itu karena takut merusak momen selebrasi yang membahagiakan malam itu. Jimin tak tahu sudah berapa lama keduanya memulai hubungan di belakangnya, namun yang Jimin tahu, Taehyung telah berani membohonginya.
Ya, malam itu adalah malam di mana Jungkook melihatnya menangis di tengah pesta. Malam di saat mata dan hati Jungkook berlabuh untuk lelaki cantik yang mencuri perhatiannya dalam waktu yang sangat singkat. Sejak malam itu, Jungkook menginginkannya. Jungkook tak pernah berhasil menyingkirkan pikirannya tentang lelaki yang ia temui di acara miliknya.
Jika saja ia diberi kesempatan untuk memutar waktu, Jimin akan tetap menjadi pengisi relung hatinya sejak detik pertama jantungnya berdebar kala melihat lelaki berparas indah itu.
“Aku sayang kamu, Jungkook…”
Jungkook mengerjap beberapa detik, tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengarkan dari Jimin, “Kamu bilang apa?”
“Aku sayang kamu…” ucap Jimin tanpa ragu, “I love you too, Jeon Jungkook…”