The Call

raine.
3 min readJun 23, 2023

--

“Kamu kenapa?” tanya Yoongi dengan nada suara yang terdengar khawatir, “Ada masalah sama kerjaannya tadi?”

“Ngga ada masalah, sayang, cuma tadi I messed up a little bit, so it took longer time to finish them all. Maaf ya aku ga ngabarin dulu…”

Yoongi tahu lelaki itu kini tengah merasa bersalah. Namun karena ia tak ingin memperbesar segalanya, ia lebih memilih untuk mengalah.

“Ngga apa-apa, we can fix this tomorrow. Tapi besok kamunya bisa ikut kan?” tanya Yoongi pada Yijeong di seberang telepon, “Kalo memang belum bisa ikut, ngga apa-apa, nanti aku kabarin anak-anak.”

“Aku belum bisa janji, Gi. Maaf ya?”

“It’s okay, ngga usah minta maaf terus.” Yoongi lalu menjeda kalimatnya, memilih topik yang akan ia bahas selanjutnya, “Ngga telat makan kan tadi?”

Terdapat jeda sekian detik sebelum Yijeong menjawabnya, “Telat dikit, hehe… Jangan marah…”

“Ngga bakal marah kalo kamunya ngga telat makan, sayang. Udah diingetin loh?”

“Maaf lagi…” mohon Yijeong dengan suaranya yang lirih, “Beneran tadi tuh panik karena aku ga fokus, terus something messed up so I needed to take care of it first, baru bisa makan. Tapi beneran cuma telat sedikit, Gi. Jangan marah ya? It’s been a rough day for me…

“Aku ke rumah ya? I’ll give you a hug before you sleep.

“Ga usah, udah malem…” Yijeong lalu menarik nafas panjang, dan menghelanya perlahan, “Kangen sih, tapi ga boleh egois kan ya? You have to prepare for the next concert in a few days, so you have to maintain the good health.

Kedua sudut bibir Yoongi sedikit terangkat mendengar keluhan singkat kekasihnya, “Padahal mau egois juga ngga apa-apa, aku malah khawatir sama kamu, Yijeongie…”

“It’s okay, denger suara kamu udah cukup buat sekarang,” ucap Yijeong jujur, “Hari ini gimana? Lancar?”

“Lancar, sayang. Just missing you.

Yijeong tersenyum getir di seberang sana, merasa sedikit tak enak hati saat mengingat ia melewatkan sesi latihan bersama semua orang yang terlibat pada D-Day Tour, “I wish I could joined you guys sooner…”

“Masih ada besok, sayang. Jangan feeling guilty begitu ya? Mereka pasti ngerti kok.”

“Iya, I know, thank you for putting me at ease, Gi…”

“That’s what a boyfriend do, right?” suara tawa kecil Yoongi itu menghangatkan hatinya yang tak nyaman, “I could run into your house right now just to entertain you.”

“Ini udah kehibur kok, sayang. Ga usah khawatir lagi, oke?”

“Alright then,” Yoongi menarik ponselnya, melihat waktu yang telah melewati tengah malam dan mencoba untuk tak merasa lebih khawatir kepada Yijeong yang baru menyentuh rumahnya setelah nyaris setengah hari tanpa kabar, “Besok ada jadwal ke mana, Babe?

“Ketemu sama tiga produser lain yang kemarin aku ceritain, Gi. Inget ga?” tanya Yijeong padanya, “Besok tuh mau meeting gitu, bahas upcoming projects sama mereka.”

“Sibuknya mas pacar produser,” ledek Yoongi padanya, “Aku dianggurin lagi nih kayanya?”

Yijeong terkekeh ringan karena candaan Yoongi, hingga suara tawa yang dirindukan sosok Min Yoongi itu terdengar jelas oleh rungunya, “Makanya ini aku bilang dulu, takutnya nanti kamu nyariin.”

“Pasti bakal tetap nyariin sih, Babe.

“Iya, tau. Nanti pasti aku kabarin lagi sebelum sibuk-sibuknya, oke?”

“Jangan terlalu diforsir semuanya, sayang. Badan kamu cuma satu untuk seumur hidup, bukan buat dihabisin besok. Sejak pulang dari Bangkok nyaris ngga ada istirahatnya kamu tuh?”

“Iya, bawel. Nanti aku istirahat, bentar lagi juga kan tidur?” Yijeong kembali tertawa kecil mendengar Yoongi yang mengomelinya, “Kamu kalo lagi ngomel pasti mukanya kaya kucing deh, Gi. Jadi tambah kangen, huhu…”

“Besok malem aku ke rumah ya? Mau setor pelukan dulu, kangen juga sama pacarku.”

Senyum keduanya mengembang meski tak dapat saling melihat, “Alright, lancar ya besok. Doain aku ga bikin kekacauan lagi, Gi. Biar nanti H-2 D-Day bisa fokus.”

“Fokus ke aku?” goda Yoongi dengan sengaja.

“Iya, ke kamu. Sama ke konser kamu.”

“Siap, Pak Produser. Ditunggu kedatangannya ya!”

--

--

No responses yet